Menjelajahi Candi Sewu: Kompleks 249 Candi Buddha
Tersembunyi di balik kemegahan Candi Prambanan, berdiri dengan anggun sebuah kompleks candi Buddha yang tak kalah menakjubkan: Candi Sewu. Sebagai kompleks candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur, Candi Sewu menyimpan kisah sejarah dan keindahan arsitektur yang memukau. Dengan 249 candi yang tersusun dalam pola mandala, kompleks ini menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Buddha di tanah Jawa.
Sejarah Megah di Balik Candi Sewu
Candi Sewu dibangun pada abad ke-8 Masehi, tepatnya sekitar tahun 782-792 M pada masa kejayaan Dinasti Sailendra. Nama "Sewu" berasal dari bahasa Jawa yang berarti seribu, meskipun sebenarnya jumlah candi dalam kompleks ini adalah 249 buah. Penamaan ini kemungkinan merujuk pada kesan megah dan banyaknya jumlah candi yang ada di kompleks tersebut.
Berdasarkan Prasasti Kelurak yang ditemukan di dekat kompleks, Candi Sewu awalnya bernama Manjusrigrha, yang berarti "Rumah Manjusri". Manjusri sendiri adalah Bodhisattva yang melambangkan kebijaksanaan dalam ajaran Buddha Mahayana.
Arsitektur yang Menakjubkan
Tata Letak Mandala
Kompleks Candi Sewu disusun dalam pola mandala yang mencerminkan konsep kosmologi Buddha. Tata letaknya terdiri dari:
Candi Induk
Terletak di pusat kompleks
Memiliki tinggi sekitar 30 meter
Berbentuk cruciform (salib) dengan empat ruang di setiap sisinya
Dihiasi relief dan arca Buddha yang detail
Candi Perwara
240 candi kecil tersusun dalam pola konsentris
Terbagi dalam 8 deretan yang mengelilingi candi induk
Ukuran bervariasi sesuai dengan letaknya
Candi Apit
8 candi berukuran sedang
Terletak di antara deretan candi perwara
Berfungsi sebagai gerbang masuk ke area candi induk
Keunikan Arsitektur
Candi Sewu memperlihatkan gaya arsitektur Buddha Mahayana yang khas dengan ciri-ciri:
Atap bertingkat yang menjulang tinggi
Relief-relief yang menggambarkan kisah Buddha dan Bodhisattva
Ornamen kala makara di setiap pintu masuk
Stupa-stupa kecil sebagai hiasan atap
Arca dwarapala (penjaga) berukuran besar di setiap penjuru mata angin
Nilai Spiritual dan Filosofis
Konsep Mandala dalam Arsitektur
Tata letak Candi Sewu yang berbentuk mandala bukan sekadar desain arsitektur biasa, melainkan representasi dari alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Pola ini melambangkan:
Gunung Meru sebagai pusat alam semesta (candi induk)
Delapan arah mata angin (candi apit)
Tingkatan spiritual menuju pencerahan (deretan candi perwara)
Relief dan Simbolisme
Relief-relief yang terpahat di dinding candi menceritakan berbagai kisah:
Kehidupan Buddha Gautama
Kisah-kisah Jataka
Cerita Bodhisattva
Simbol-simbol Buddhist seperti teratai, vajra, dan ghanta
Pelestarian dan Pemugaran
Upaya Restorasi
Candi Sewu telah mengalami beberapa kali pemugaran:
Pemugaran pertama pada masa kolonial Belanda
Pemugaran besar-besaran tahun 1981-1993
Perbaikan pasca gempa Yogyakarta 2006
Perawatan berkelanjutan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya
Tantangan Konservasi
Beberapa tantangan dalam pelestarian Candi Sewu:
Kerusakan akibat faktor alam
Vandalisme pengunjung
Erosi batu candi
Pertumbuhan lumut dan tanaman liar
Nilai Arkeologis dan Sejarah
Temuan Arkeologis
Berbagai temuan penting di kompleks Candi Sewu:
Prasasti Kelurak dan Manjusrigrha
Arca-arca Buddha dan Bodhisattva
Artefak ritual keagamaan
Pecahan keramik kuno
Hubungan dengan Candi Lain
Candi Sewu memiliki hubungan historis dengan:
Candi Prambanan
Candi Plaosan
Candi Kalasan
Kompleks candi di lembah Prambanan
Panduan Mengunjungi Candi Sewu
Waktu Terbaik Berkunjung
Pagi hari (07.00-10.00): Suasana sejuk dan pencahayaan ideal untuk foto
Sore hari (15.00-17.00): Pemandangan sunset yang memukau
Hindari kunjungan saat hujan deras
Tips Menjelajah
Persiapan Kunjungan
Gunakan alas kaki yang nyaman
Bawa air minum secukupnya
Gunakan topi atau payung untuk berlindung dari panas
Siapkan kamera untuk dokumentasi
Rute Eksplorasi
Mulai dari candi induk
Telusuri candi perwara secara berurutan
Perhatikan detail relief dan arsitektur
Jangan lewatkan candi apit
Etika Berkunjung
Jaga kebersihan area candi
Hindari memanjat atau menyentuh relief
Hormati area sakral
Ikuti petunjuk dan arahan petugas
Penutup
Candi Sewu bukan sekadar destinasi wisata sejarah, melainkan warisan budaya yang memiliki nilai filosofis, spiritual, dan arsitektural yang mendalam. Kehadirannya menjadi bukti kejayaan peradaban masa lalu dan kreativitas leluhur dalam menciptakan karya arsitektur yang memukau. Mengunjungi Candi Sewu berarti melakukan perjalanan menembus waktu, menyaksikan langsung keagungan sejarah yang telah berusia lebih dari satu milenium.
Diskusi (0)
Artikel Terkait

15 Pantai Tersembunyi di Bali yang Wajib Dikunjungi: Panduan Lengkap 2024
19 November 2024

Raja Ampat: Surga Diving Terbaik di Dunia dengan 4 Pulau Utama
20 November 2024

Pantai Nihiwatu Sumba: Surga Tersembunyi dengan Pasir Putih yang Menakjubkan
20 November 2024

Cara Menuju Pantai Pink Labuan Bajo: Tiket, Penginapan & Tips Hemat
20 November 2024