Saturday, 14 June 2025

Menjelajahi Candi Sewu: Kompleks 249 Candi Buddha

Y C

Yudi Candra

Dipublikasikan: 21 November 2024

Tersembunyi di balik kemegahan Candi Prambanan, berdiri dengan anggun sebuah kompleks candi Buddha yang tak kalah menakjubkan: Candi Sewu. Sebagai kompleks candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur, Candi Sewu menyimpan kisah sejarah dan keindahan arsitektur yang memukau. Dengan 249 candi yang tersusun dalam pola mandala, kompleks ini menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Buddha di tanah Jawa.

Sejarah Megah di Balik Candi Sewu

Candi Sewu dibangun pada abad ke-8 Masehi, tepatnya sekitar tahun 782-792 M pada masa kejayaan Dinasti Sailendra. Nama "Sewu" berasal dari bahasa Jawa yang berarti seribu, meskipun sebenarnya jumlah candi dalam kompleks ini adalah 249 buah. Penamaan ini kemungkinan merujuk pada kesan megah dan banyaknya jumlah candi yang ada di kompleks tersebut.

Berdasarkan Prasasti Kelurak yang ditemukan di dekat kompleks, Candi Sewu awalnya bernama Manjusrigrha, yang berarti "Rumah Manjusri". Manjusri sendiri adalah Bodhisattva yang melambangkan kebijaksanaan dalam ajaran Buddha Mahayana.

Arsitektur yang Menakjubkan

Tata Letak Mandala

Kompleks Candi Sewu disusun dalam pola mandala yang mencerminkan konsep kosmologi Buddha. Tata letaknya terdiri dari:

  1. Candi Induk

  • Terletak di pusat kompleks

  • Memiliki tinggi sekitar 30 meter

  • Berbentuk cruciform (salib) dengan empat ruang di setiap sisinya

  • Dihiasi relief dan arca Buddha yang detail

  1. Candi Perwara

  • 240 candi kecil tersusun dalam pola konsentris

  • Terbagi dalam 8 deretan yang mengelilingi candi induk

  • Ukuran bervariasi sesuai dengan letaknya

  1. Candi Apit

  • 8 candi berukuran sedang

  • Terletak di antara deretan candi perwara

  • Berfungsi sebagai gerbang masuk ke area candi induk

Keunikan Arsitektur

Candi Sewu memperlihatkan gaya arsitektur Buddha Mahayana yang khas dengan ciri-ciri:

  • Atap bertingkat yang menjulang tinggi

  • Relief-relief yang menggambarkan kisah Buddha dan Bodhisattva

  • Ornamen kala makara di setiap pintu masuk

  • Stupa-stupa kecil sebagai hiasan atap

  • Arca dwarapala (penjaga) berukuran besar di setiap penjuru mata angin

Nilai Spiritual dan Filosofis

Konsep Mandala dalam Arsitektur

Tata letak Candi Sewu yang berbentuk mandala bukan sekadar desain arsitektur biasa, melainkan representasi dari alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Pola ini melambangkan:

  • Gunung Meru sebagai pusat alam semesta (candi induk)

  • Delapan arah mata angin (candi apit)

  • Tingkatan spiritual menuju pencerahan (deretan candi perwara)

Relief dan Simbolisme

Relief-relief yang terpahat di dinding candi menceritakan berbagai kisah:

  • Kehidupan Buddha Gautama

  • Kisah-kisah Jataka

  • Cerita Bodhisattva

  • Simbol-simbol Buddhist seperti teratai, vajra, dan ghanta

Pelestarian dan Pemugaran

Upaya Restorasi

Candi Sewu telah mengalami beberapa kali pemugaran:

  • Pemugaran pertama pada masa kolonial Belanda

  • Pemugaran besar-besaran tahun 1981-1993

  • Perbaikan pasca gempa Yogyakarta 2006

  • Perawatan berkelanjutan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya

Tantangan Konservasi

Beberapa tantangan dalam pelestarian Candi Sewu:

  • Kerusakan akibat faktor alam

  • Vandalisme pengunjung

  • Erosi batu candi

  • Pertumbuhan lumut dan tanaman liar

Nilai Arkeologis dan Sejarah

Temuan Arkeologis

Berbagai temuan penting di kompleks Candi Sewu:

  • Prasasti Kelurak dan Manjusrigrha

  • Arca-arca Buddha dan Bodhisattva

  • Artefak ritual keagamaan

  • Pecahan keramik kuno

Hubungan dengan Candi Lain

Candi Sewu memiliki hubungan historis dengan:

  • Candi Prambanan

  • Candi Plaosan

  • Candi Kalasan

  • Kompleks candi di lembah Prambanan

Panduan Mengunjungi Candi Sewu

Waktu Terbaik Berkunjung

  • Pagi hari (07.00-10.00): Suasana sejuk dan pencahayaan ideal untuk foto

  • Sore hari (15.00-17.00): Pemandangan sunset yang memukau

  • Hindari kunjungan saat hujan deras

Tips Menjelajah

  1. Persiapan Kunjungan

  • Gunakan alas kaki yang nyaman

  • Bawa air minum secukupnya

  • Gunakan topi atau payung untuk berlindung dari panas

  • Siapkan kamera untuk dokumentasi

  1. Rute Eksplorasi

  • Mulai dari candi induk

  • Telusuri candi perwara secara berurutan

  • Perhatikan detail relief dan arsitektur

  • Jangan lewatkan candi apit

  1. Etika Berkunjung

  • Jaga kebersihan area candi

  • Hindari memanjat atau menyentuh relief

  • Hormati area sakral

  • Ikuti petunjuk dan arahan petugas

Penutup

Candi Sewu bukan sekadar destinasi wisata sejarah, melainkan warisan budaya yang memiliki nilai filosofis, spiritual, dan arsitektural yang mendalam. Kehadirannya menjadi bukti kejayaan peradaban masa lalu dan kreativitas leluhur dalam menciptakan karya arsitektur yang memukau. Mengunjungi Candi Sewu berarti melakukan perjalanan menembus waktu, menyaksikan langsung keagungan sejarah yang telah berusia lebih dari satu milenium.

Diskusi (0)