Candi Sawentar: Gerbang Kuno Kerajaan Singosari
Tersembunyi di antara rimbunnya pepohonan dan hamparan sawah di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, berdiri dengan anggun sebuah warisan sejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Singosari. Candi Sawentar, demikian masyarakat menyebutnya, merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang masih terjaga keasliannya hingga kini.
Sejarah Panjang Candi Sawentar
Dibangun pada masa Kerajaan Singosari sekitar abad ke-13 Masehi, Candi Sawentar memiliki fungsi utama sebagai gapura atau pintu gerbang yang menghubungkan wilayah kerajaan. Para ahli sejarah meyakini bahwa candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, penguasa terakhir Kerajaan Singosari.
Nama "Sawentar" sendiri berasal dari kata "Sewentar" yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti "sebentar" atau "singkat". Menurut legenda yang berkembang di masyarakat, nama ini terkait dengan proses pembangunan candi yang konon berlangsung sangat singkat, hanya dalam waktu semalam.
Arsitektur dan Keunikan Candi Sawentar
Candi Sawentar memiliki arsitektur yang khas dengan gaya Hindu-Jawa. Struktur bangunan terdiri dari tiga bagian utama yang melambangkan konsep Triloka dalam kepercayaan Hindu:
Bagian Kaki (Bhurloka)
Melambangkan dunia bawah
Dihiasi dengan relief dan ornamen yang menggambarkan kehidupan duniawi
Memiliki tangga masuk dengan pahatan yang detail
Bagian Tubuh (Bhuvarloka)
Melambangkan dunia tengah
Terdapat relung-relung yang dulunya mungkin berisi arca
Dihiasi dengan relief yang menggambarkan cerita-cerita keagamaan
Bagian Atap (Svarloka)
Melambangkan dunia atas
Berbentuk meru bertingkat
Memiliki kemuncak yang menunjuk ke langit
Keistimewaan Relief dan Ornamen
Salah satu daya tarik utama Candi Sawentar terletak pada relief dan ornamen yang menghiasi dindingnya. Relief-relief ini tidak hanya indah secara visual tetapi juga mengandung nilai sejarah dan filosofis yang dalam:
Relief Cerita
Pahatan yang menggambarkan kisah-kisah dari epos Ramayana dan Mahabharata
Scene-scene kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu
Motif flora dan fauna yang menunjukkan keanekaragaman hayati
Ornamen Arsitektural
Kala makara yang menghiasi pintu masuk
Sulur-sulur dan medallion yang rumit
Pola geometris yang tersusun harmonis
Nilai Sejarah dan Budaya
Candi Sawentar bukan sekadar bangunan kuno, melainkan living monument yang menyimpan berbagai nilai penting:
Nilai Sejarah
Bukti kejayaan Kerajaan Singosari
Cerminan kemajuan arsitektur dan seni pada masanya
Dokumen visual kehidupan masa lampau
Nilai Budaya
Perpaduan budaya Hindu-Jawa
Kearifan lokal dalam arsitektur
Simbol toleransi antarbudaya
Pelestarian dan Konservasi
Upaya pelestarian Candi Sawentar terus dilakukan untuk mempertahankan warisan budaya ini:
Pemugaran
Rekonstruksi bagian-bagian yang rusak
Pemeliharaan struktur bangunan
Penataan lingkungan sekitar
Dokumentasi
Pencatatan detail arsitektur
Pemetaan relief dan ornamen
Penelitian arkeologis berkelanjutan
Cara Mencapai Lokasi
Candi Sawentar dapat diakses melalui beberapa rute:
Dari Pusat Kota Blitar
Jarak tempuh sekitar 7 kilometer
Dapat menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum
Jalanan beraspal dan mudah dilalui
Dari Stasiun Blitar
Tersedia angkutan umum menuju lokasi
Bisa menggunakan ojek online
Waktu tempuh sekitar 20 menit
Tips Berkunjung
Untuk memaksimalkan pengalaman mengunjungi Candi Sawentar, berikut beberapa tips yang bisa diikuti:
Waktu Terbaik
Pagi hari (08.00-10.00 WIB)
Sore hari (15.00-17.00 WIB)
Hindari waktu terik matahari
Perlengkapan
Bawa air minum
Topi atau payung
Kamera untuk dokumentasi
Alas kaki yang nyaman
Etika Berkunjung
Sebagai situs bersejarah, pengunjung diharapkan mematuhi beberapa etika:
Menjaga Kelestarian
Tidak mencoret atau merusak bangunan
Tidak mengambil benda-benda di area candi
Membuang sampah pada tempatnya
Menghormati Kesucian
Berpakaian sopan
Tidak membuat keributan
Mengikuti petunjuk petugas
Kesimpulan
Candi Sawentar merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Keberadaannya bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai sumber pembelajaran sejarah dan budaya yang penting untuk dilestarikan. Dengan arsitektur yang megah dan relief yang menakjubkan, candi ini menjadi bukti nyata kejayaan peradaban masa lalu yang patut dibanggakan.
Diskusi (0)
Artikel Terkait

Mengunjungi Pulau Komodo: Panduan Lengkap Bertemu Sang Naga Purba
20 November 2024

Cara Menuju Pantai Pink Labuan Bajo: Tiket, Penginapan & Tips Hemat
20 November 2024

Raja Ampat: Panduan Lengkap Menjelajahi Surga Diving Indonesia
20 November 2024

10 Pantai Terindah di Maluku yang Belum Banyak Dikunjungi Wisatawan
20 November 2024