Candi Jabung: Arsitektur Unik Era Majapahit
Candi Jabung merupakan salah satu warisan bersejarah yang menjadi bukti kejayaan Kerajaan Majapahit di tanah Jawa. Terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, candi ini menyimpan keunikan arsitektur yang memadukan gaya Hindu-Buddha. Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang sejarah, arsitektur, dan nilai penting Candi Jabung bagi warisan budaya Indonesia.
Sejarah Pendirian Candi Jabung
Candi Jabung dibangun pada tahun 1354 Masehi di masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Pembangunan candi ini tercatat dalam kitab Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Menurut catatan sejarah, candi ini didirikan untuk menghormati Bhre Gundal, seorang bangsawan tinggi Majapahit yang juga merupakan nenek dari Raja Hayam Wuruk.
Nama "Jabung" sendiri berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri. Dalam perjalanan sejarahnya, candi ini sempat terkubur material vulkanik dari Gunung Bromo. Penemuan kembali dan upaya pemugaran dilakukan pada masa kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1848.
Keunikan Arsitektur Candi Jabung
Gaya Arsitektur yang Memukau
Candi Jabung memiliki arsitektur yang unik dengan tinggi mencapai 15,5 meter. Bentuk dasarnya persegi dengan ukuran 9,8 x 9,8 meter. Keunikan utama candi ini terletak pada bentuknya yang ramping dan tinggi, berbeda dengan candi-candi Jawa Timur lainnya yang cenderung tambun.
Perpaduan Gaya Hindu-Buddha
Salah satu aspek menarik dari Candi Jabung adalah perpaduan arsitektur Hindu-Buddha yang harmonis. Hal ini mencerminkan toleransi beragama pada masa Majapahit. Bentuk kaki candi yang tinggi merupakan ciri khas arsitektur candi periode Jawa Timur, sementara bagian tubuh dan atap candi menunjukkan pengaruh arsitektur Buddha.
Ornamentasi dan Relief
Candi Jabung dihiasi dengan berbagai relief dan ornamen yang memiliki nilai seni tinggi. Beberapa relief yang dapat ditemukan antara lain:
Relief cerita Sri Tanjung
Relief cerita Panji
Relief flora dan fauna
Ornamen geometris
Kala makara pada pintu masuk
Struktur Bangunan Candi
Kaki Candi
Kaki candi memiliki struktur bertingkat dengan tangga di sisi timur. Bagian ini dihiasi relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita kuno dan ornamen geometris. Tinggi kaki candi mencapai sekitar 4,5 meter.
Tubuh Candi
Tubuh candi berbentuk silindris dengan diameter yang lebih kecil dari bagian kakinya. Bagian ini memiliki relung-relung yang dihiasi arca Buddha. Sayangnya, sebagian besar arca ini sudah tidak ada lagi.
Atap Candi
Atap candi berbentuk dagoba (stupa) yang merupakan ciri khas arsitektur Buddha. Bentuk ini semakin mempertegas pengaruh Buddha dalam arsitektur Candi Jabung.
Nilai Penting Candi Jabung
Nilai Sejarah
Candi Jabung merupakan bukti nyata kejayaan Majapahit dan perkembangan arsitektur pada masanya. Keberadaannya menjadi sumber informasi penting tentang kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan masa Majapahit.
Nilai Arsitektur
Keunikan arsitektur Candi Jabung memberikan gambaran tentang kemajuan teknologi konstruksi dan seni bangunan masa Majapahit. Perpaduan gaya Hindu-Buddha menunjukkan kreativitas dan kebijaksanaan para arsiteknya.
Nilai Budaya
Relief-relief yang ada di Candi Jabung menyimpan informasi tentang kehidupan masyarakat, cerita rakyat, dan nilai-nilai budaya masa lalu yang masih relevan hingga saat ini.
Pelestarian dan Konservasi
Upaya Pemugaran
Berbagai upaya pemugaran telah dilakukan untuk menjaga kelestarian Candi Jabung, mulai dari masa kolonial Belanda hingga era kemerdekaan. Pemugaran terbaru dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.
Tantangan Pelestarian
Beberapa tantangan dalam pelestarian Candi Jabung antara lain:
Faktor alam seperti hujan dan panas
Pertumbuhan lumut dan tanaman liar
Vandalisme
Pencemaran lingkungan
Program Konservasi
Program konservasi yang dilakukan meliputi:
Pemantauan rutin kondisi bangunan
Pembersihan berkala
Dokumentasi digital
Edukasi masyarakat sekitar
Tips Mengunjungi Candi Jabung
Waktu Terbaik Berkunjung
Waktu terbaik untuk mengunjungi Candi Jabung adalah pagi hari antara pukul 08.00-10.00 WIB. Pada jam tersebut, cahaya matahari sangat baik untuk pengambilan foto dan suhu udara masih nyaman.
Etika Berkunjung
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung:
Berpakaian sopan
Tidak memanjat atau mencoret-coret bangunan candi
Membuang sampah pada tempatnya
Mengikuti petunjuk dan arahan petugas
Penutup
Candi Jabung merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Keunikan arsitekturnya yang memadukan gaya Hindu-Buddha menjadikannya salah satu bukti toleransi beragama pada masa Majapahit. Pelestarian candi ini menjadi tanggung jawab bersama untuk mewariskan nilai sejarah dan budaya kepada generasi mendatang.
Diskusi (0)
Artikel Terkait

15 Pantai Tersembunyi di Bali yang Wajib Dikunjungi: Panduan Lengkap 2024
19 November 2024

Raja Ampat: Surga Diving Terbaik di Dunia dengan 4 Pulau Utama
20 November 2024

Pantai Nihiwatu Sumba: Surga Tersembunyi dengan Pasir Putih yang Menakjubkan
20 November 2024

Cara Menuju Pantai Pink Labuan Bajo: Tiket, Penginapan & Tips Hemat
20 November 2024