Saturday, 14 June 2025

Candi Jabung: Arsitektur Unik Era Majapahit

Y C

Yudi Candra

Dipublikasikan: 21 November 2024

Candi Jabung merupakan salah satu warisan bersejarah yang menjadi bukti kejayaan Kerajaan Majapahit di tanah Jawa. Terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, candi ini menyimpan keunikan arsitektur yang memadukan gaya Hindu-Buddha. Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang sejarah, arsitektur, dan nilai penting Candi Jabung bagi warisan budaya Indonesia.

Sejarah Pendirian Candi Jabung

Candi Jabung dibangun pada tahun 1354 Masehi di masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Pembangunan candi ini tercatat dalam kitab Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Menurut catatan sejarah, candi ini didirikan untuk menghormati Bhre Gundal, seorang bangsawan tinggi Majapahit yang juga merupakan nenek dari Raja Hayam Wuruk.

Nama "Jabung" sendiri berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri. Dalam perjalanan sejarahnya, candi ini sempat terkubur material vulkanik dari Gunung Bromo. Penemuan kembali dan upaya pemugaran dilakukan pada masa kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1848.

Keunikan Arsitektur Candi Jabung

Gaya Arsitektur yang Memukau

Candi Jabung memiliki arsitektur yang unik dengan tinggi mencapai 15,5 meter. Bentuk dasarnya persegi dengan ukuran 9,8 x 9,8 meter. Keunikan utama candi ini terletak pada bentuknya yang ramping dan tinggi, berbeda dengan candi-candi Jawa Timur lainnya yang cenderung tambun.

Perpaduan Gaya Hindu-Buddha

Salah satu aspek menarik dari Candi Jabung adalah perpaduan arsitektur Hindu-Buddha yang harmonis. Hal ini mencerminkan toleransi beragama pada masa Majapahit. Bentuk kaki candi yang tinggi merupakan ciri khas arsitektur candi periode Jawa Timur, sementara bagian tubuh dan atap candi menunjukkan pengaruh arsitektur Buddha.

Ornamentasi dan Relief

Candi Jabung dihiasi dengan berbagai relief dan ornamen yang memiliki nilai seni tinggi. Beberapa relief yang dapat ditemukan antara lain:

  • Relief cerita Sri Tanjung

  • Relief cerita Panji

  • Relief flora dan fauna

  • Ornamen geometris

  • Kala makara pada pintu masuk

Struktur Bangunan Candi

Kaki Candi

Kaki candi memiliki struktur bertingkat dengan tangga di sisi timur. Bagian ini dihiasi relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita kuno dan ornamen geometris. Tinggi kaki candi mencapai sekitar 4,5 meter.

Tubuh Candi

Tubuh candi berbentuk silindris dengan diameter yang lebih kecil dari bagian kakinya. Bagian ini memiliki relung-relung yang dihiasi arca Buddha. Sayangnya, sebagian besar arca ini sudah tidak ada lagi.

Atap Candi

Atap candi berbentuk dagoba (stupa) yang merupakan ciri khas arsitektur Buddha. Bentuk ini semakin mempertegas pengaruh Buddha dalam arsitektur Candi Jabung.

Nilai Penting Candi Jabung

Nilai Sejarah

Candi Jabung merupakan bukti nyata kejayaan Majapahit dan perkembangan arsitektur pada masanya. Keberadaannya menjadi sumber informasi penting tentang kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan masa Majapahit.

Nilai Arsitektur

Keunikan arsitektur Candi Jabung memberikan gambaran tentang kemajuan teknologi konstruksi dan seni bangunan masa Majapahit. Perpaduan gaya Hindu-Buddha menunjukkan kreativitas dan kebijaksanaan para arsiteknya.

Nilai Budaya

Relief-relief yang ada di Candi Jabung menyimpan informasi tentang kehidupan masyarakat, cerita rakyat, dan nilai-nilai budaya masa lalu yang masih relevan hingga saat ini.

Pelestarian dan Konservasi

Upaya Pemugaran

Berbagai upaya pemugaran telah dilakukan untuk menjaga kelestarian Candi Jabung, mulai dari masa kolonial Belanda hingga era kemerdekaan. Pemugaran terbaru dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

Tantangan Pelestarian

Beberapa tantangan dalam pelestarian Candi Jabung antara lain:

  • Faktor alam seperti hujan dan panas

  • Pertumbuhan lumut dan tanaman liar

  • Vandalisme

  • Pencemaran lingkungan

Program Konservasi

Program konservasi yang dilakukan meliputi:

  • Pemantauan rutin kondisi bangunan

  • Pembersihan berkala

  • Dokumentasi digital

  • Edukasi masyarakat sekitar

Tips Mengunjungi Candi Jabung

Waktu Terbaik Berkunjung

Waktu terbaik untuk mengunjungi Candi Jabung adalah pagi hari antara pukul 08.00-10.00 WIB. Pada jam tersebut, cahaya matahari sangat baik untuk pengambilan foto dan suhu udara masih nyaman.

Etika Berkunjung

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung:

  • Berpakaian sopan

  • Tidak memanjat atau mencoret-coret bangunan candi

  • Membuang sampah pada tempatnya

  • Mengikuti petunjuk dan arahan petugas

Penutup

Candi Jabung merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Keunikan arsitekturnya yang memadukan gaya Hindu-Buddha menjadikannya salah satu bukti toleransi beragama pada masa Majapahit. Pelestarian candi ini menjadi tanggung jawab bersama untuk mewariskan nilai sejarah dan budaya kepada generasi mendatang.

Diskusi (0)